Arsip untuk Juli, 2009

WANITA MELAYU RANTAU

Posted in Tulisan Ilmiah on Juli 4, 2009 by dewirohmah

I.    PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Studi tantang peranan wanita saat ini cukup mendapat perhatian dari pemerintah pusat maupun daerah. Ini berarti semakin banyak kaum hawa yang dilahirkan di muka bumi maka seharusnya semakin besar pula perannya dalam mengatur masyarakat. Namun ketidakberimbangan peran wanita dalam masyarakat menjadikan permasalahan yang cukup berarti bagi pemerintah.

Fenomena bergesernya peranan politik wanita khususnya keturunan Melayu disinyalir mengakibatkan keterpurukan budaya Melayu. Potensi lebih yang dimiliki oleh tanah kelahiran mereka kurang bisa tereksplorasi dengan baik sehingga berbuntut timbulnya keinginan pihak lain untuk dapat memanfaatkannya.

Bukti tentang hal tersebut dapat dilihat di media cetak maupun elektronik, seperti tidak cukup hanya mengklaim lagu Rasa Sayange salah satu negara tetangga kita kembali diberitakan mengklaim kesenian Reog sebagai kesenian asli mereka. Meski persoalan sebernarnya belum dibuktikan secara empiris, cuplikan tersebut sudah cukup membuat khawatir para pemerhati sejarah kebudayaan Melayu.

Salah satu faktor penentu terjadinya hal di atas bisa juga karena terbatasnya kemampuan berpolitik wanita Melayu yang diwujudkan dalam minimnya peran wanita Melayu dalam lembaga sosial kemasyarakatan atau organisasi yang bergerak di bidang politik. Wanita keturunan Melayu kebanyakan terkungkung dalam adat yang mengharuskan agar wanita itu menjadi penurut.

Akar permasalahan itu tidak luput dari faktor budaya yang sudah terbentuk jauh sebelum negara ini merdeka. Konsep budaya yang masih dipertahankan antara lain pada orang Minang dikenal konsep ‘rantau’ yang bermakna suatu tempat di luar kampung halaman. Konsep itulah yang mendasari tulisan ini.

Strategi Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Posted in Pendidikan on Juli 4, 2009 by dewirohmah

Strategi Pembelajaran Keterampilan Berbicara

oleh: Dewi Rohmah

Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan untuk mencapai tujuan tertentu. Beberapa konsep dasar berbicara harus dipahami oleh pengajar sebelum mengajarkan berbicara kepada siswanya. Terdapat lima konsep, yakni: pwnyimak, pembicaraan, media, sarana, dan pembicara (Iskandarwassid, 2008).

  1. A. Aspek Konsep Dasar Berbicara
  2. Penyimak

Keberhasilan berbicara, dapat dilihat dilihat pertama kali pada penyimak atau pendengar. Cara yang digunakan adalah dengan menganalisis situasi dan kebutuhan pingkat pendidikan, endendengar. Dengan cara ini akan menghindarkan dari kesalahan-kesalahan dalam berbicara.

Ada beberapa bidang analisis, yakni:

1)      Harapan dan tujuan dari orang yang berbicara

2)     Harapan dan keinginan/kebutuhan pendengar

3)     Organisasi pada umumnya dan tempat berbicara (maksudnya ketepatan dalam memulai dan menutup pembicaraan).

  1. Pembicaraan

Sebelum pembicaraan berlangsung, maka pembicara seharusnya mempersiapkan apa yang akan dibicarakan (Tarigan, 1981:25). Diantaranya:

1)      Menentukan materi/topik

Materi atau pembicaraan yang dimaksud adalah menarik, bermanfaat, dan aktual.

2)     Menguasai materi

Penguasaan materi dapat ditempuh dengan cara mempelajari, memahami, dan berusaha menguasi materi materi pembicaraan. Yaitu dengan menelaah berbagai sumber acuan yang berkaitan dengan topik pembicaraan.

3)     Memahami khalayak

Pembicaraan disesuaikan dengan jumlah, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, minat/ kebiasaan, agama/kepercayaan yang dianut.

4)     Memahami situasi

Mengetahui situasi pada saat pembicaraan berlangsung (lokasi, ruangan, waktu, sarana penunjang, dan suasana pembicaraan)

5)     Merumuskan tujuan yang jelas

Pembicaraan harus mempunyai tujuan yang jelas. Apakah bertujuan menghibur, menginformasikan, menstimuli, meyakinkan, atau menggerakkan.

  1. Media dan Sarana

Pembicaraan dapat disampaikan dengan lebih menarik jika didukung dengan memberikan ilustrasi yang tepat, dan menggunakan alat bantu yang tepat. Misalnya menggunakan kaset, computer, gambar, dsb.

  1. Pembicara

Pembicara adalah unsur  penting yang menentukan efektifitas retorik (Hendrikus, 2003:144).

1)      Memiliki pengetahuan yang luas

2)     Kepercayaan diri yang cukup

3)     Berpenampilan yang sesuai

4)     Memiliki artikulasi yang jelas

5)     Jujur, ikhlas, kreatif dan bersemangat

6)     Tenggang rasa dan sopan santun

  1. B. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Pada tingkat pemula, tujuan pembelajaran keterampilan berbicara mellliputi: melafalkan bunyi-bunyi bahasa, menyampaikan informasi, menyatakan setuju atau tidak setuju, menjelaskan identitas diri, menceritakan kembali hasil simakan/bacaan, menyatakan ungkapan rasa hormat, dan bermain peran.

Untuk tingkat menengah, tujuan pembelajaran keterampilan berbicara dapat dirumuskan: menyampaikan informasi, berpartisipasi dalam percakapan, menjelaskan identitas diri, menceritakan kembali hasil simakan atau bacaan, melakuakan wawancara, bermain peran, menyampaikan gagasan dalam diskusi atau pidato.

Tingkat paling tinggi, dapat dirumuskan bahwa: menyampaikan informasi, berpartisipasi dalam percakapan, menjelaskan identitas diri, menceritakan kembali hasil simakan atau hasil bacaan, berpartisipasi dalam wawancara, bermain peran, dan menyampaikan gagasan.

  1. C. Strategi  Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Strategi kompetensi disebut juga dengan strategi komunikasi atau communication strategies (Thornburry, 2006: 29).

Ada beberapa hal yang yang harus diperhatikan dalam strategi komunikasi yakni:

  • Menggunakan kata-kata yang banyak/tidak langsung (tidak to the point)
  • Pembentukan kata baru (pilihan kata yang baru)
  • Mengubah kata-kata baru agar lebih dikenal (penyerapan kata asing), contoh: karpet.
  • Menggunakan kata yang saling berhubungan atau kata-kata alternatif (Menyederhanakan kata-kata yang masih khusus). Contoh: meja kerja
  • Menggunakan kata-kata yang umum atau sudah dikenal.
  • Menggunakan ekspresi atau alih kode, contoh:menggunakan bahasa jawa karma pada orang yang lebih tua.
  • Menggunakan gerak tubuh atau mimik untuk meyakinkan maksud yang kita inginkan.

Terdapat beberapa aktivitas yang mempermudah seorang siswa untuk belajar keterampilan berbicara, seperti mengubah topik, merespon atau menolak atau dapat dikenal dengan Awareness-Raising Activities. untuk itu ada beberapa hal yang perlu dilakukan yakni:

1)   Attention (memperhatikan)

2)  Noticing ( mengenali)

3) Understanding (memahami)

Strategi pembelajaran berbicara merujuk pada prinsip stimulus- respons, yakni memberi dan menerima informasi. Rancangan program pengajaran untuk mengembangkan keterampilan berbicara antara lain:

a)  Aktivitas mengembangkan keterampilan bicara secara umum

b)  Aktifitas mengembangkan bicara secara khusus untuk membentuk model diksi da ucapan, dan mengurangi penggunaan bahas nonstandard

c)  Aktifitas mengatasi masalah yang meminta perhatian khusus:

  • Peserta didik menggunakan bahasa ibunya sangat dominan
  • peserta didik yang mengalami problema kejiwaan, pemalu dan tertutup
  • Peserta didik yang menderita hambatan jasmani yang berhubungan dengan alat-alat bicaranya.

Program pengajaran keterampilan berbicara harus mampu memberikan kesempatan kepada setiap individu mempunyai tujuan yang dicita-citakan. Tujuannya, meliputi:

1)      Kemudahan berbicara

2)     Kejelasan

3)     Bertanggung jawab

4)     Membentuk pendengaran yang kritis

5)     Membentuk kebiasaan

Pemilihan strategi atau gabungan metode dan teknik pembelajaran terutama didasarkan pada tujuan dan materi yang telah ditetapkan pada satuan-satuan kegiatan belajar. Dalam hal tersebut keterlibatan intelektual peserta didik dapat dilatihkan dalam kegiatan antara lain: bermain peran, berbagai bentuk diskusi, wawancara, bercerita, pidato, laporan lisan, membaca nyaring, merekam bicara, bermaian drama.

  1. D. Teknik-teknik Pembelajaran Keterampilan Berbicara

1)   Berbicara terpimpin

  • Frase dan kalimat
  • Satuan paragraph
  • Dialog
  • Pembacaan puisi

2)  Berbicara semi terpimpin

  • Reproduksi cerita
  • Cerita berantai
  • Menyusun kalimat dalam pembicaraan
  • Melaporkan isi bacaan secara lisan

3)  Berbicara bebas

  • Diskusi
  • Drama
  • Wawancara
  • Berpidato
  • Bermain peran

Berdasarkan tingkatatan berbicara, teknik pembelajaran untuk

  • tingkat pemula dapat digunakan:

Ulang ucap, lihat ucap, permainan kartu kata, wawancara, permainan memori, reka cerita gambar, biografi, manajemen kelas, bermain peran, permainan telepon, dan permainan alfabet.

  • Tingkat menengah

Dramatisasi, elaborasi, reka derita gambar, biografi, permainan memori, wawancara, permainan kartu kata, diskusi, permainan telepon, percakapan satu pihak, pidato pendek, parafrase, melanjutkan cerita, permainan alfabet.

  • Tingkat yang paling tinggi

Dramatisasi, elaborasi, reka cerita gambar, biografi, permainan memori, diskusi, wawancara, pidato, melanjutkan cerita, talk show, parafrase, dan debat.